![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLNE6NkZxRQ4mdqhaMOU1_TpQ_9EYas6wiLsYtPPxhIPfRA6Rh24KMqAxKnDAa_DkldbHiwuQNc0UgBv5LbgbrN9N8DB9s6_SPHSkb6fmd6ElVG5C0PcR8v0Al_wkvtdTolMPumliCP08/s640/lepaslah.jpg)
RumahCerita.Com : -
Hei kau, tahukah kau, kau seperti layangan yang
benangnya sedang ku genggam, tapi setelah itu ada angin kencang yang berhembus.
Sehingga membuat ku ingin melepaskanmu. Sebelumnya ku coba bertahan, aku coba
menggenggammu lebih erat dari sebelumnya, aku takkan membiarkan angin kencang
itu merebutmu dariku begitu saja.
Genggam, genggam, dan terus ku genggam, entah
beberapa kali ku berusaha. Tapi tiba-tiba ku lihat ke atas ada sesuatu yang
berusaha melepaskan diri, iya itu kau. Karena angin kencang yang berhembus itu
, kau malah melepaskan diri , kau masih ku kenggam , tapi tidak seluruhnya,
setengahpun tak sampai.
Hei kau, tahukah kau bagaimana susahnya agar kau
tetap ku genggam ? selama ini kenyataan terus menyadarkan ku akan semua itu ,
tapi ku pikir “ah apalah artinya , bisa jadi itu hanya sebuah fatamorgana yang
datang mericuh” tapi aku salah. Aku salah. Tak peduli apa yang kulakukan , kau
tetap berniat untuk menjadi terlepas dan bebas. Itukah yang kau inginkan selama
ini? apakah genggaman ku terlalu kuat hingga membuat mu tak nyaman? maafkan aku
atas ketidaknyamanan mu itu.
Beberapa saat terakhir ini aku berjuang
sendirian, di hempaskan oleh angin kencang pun aku tetap berjuang sendirian.
Harusnya aku sadar bahwa hanya aku lah yang berjuang. Dan bagaimana dengan mu?
ketika ku lengah dan lelah sedikit saja , kau malah mengambil kesempatan itu
untuk segera lepas. Mengapa tak kau katakan dari awal, bahwa kau tak ingin ku
genggam? mengapa saat aku sudah merasa bahagia melihatmu di atas sana, malah
kau ingin ku lepas genggaman ini?
Layangan itu pergi semakin jauh , meninggalkan
sebagian benang yang masih ku genggam erat. Dia semakin jauh, semakin tinggi,
dan semakin tak terjangkau. Haruskah ku kejar? haruskah ku berlari menembus
angin kencang dan merebut mu kembali? mungkin tak perlu. Aku terlalu lelah.
Terlalu lelah berjuang, terlalu lelah
menggenggam dan terlalu lelah di hempas. Inilah saat yang kau tunggu. Inilah
saat dimana aku tak punya harapan lagi, dan kau bisa pergi, kau bisa melihat
yang lain. Sekarang aku siap melepaskan sebagian benang itu. Tak ada gunanya
menggenggam benang tanpa layangan. Sungguh, aku telah lelah dalam permainan
layanganmu ini.
Pergilah, aku siap melepaskan mu!
No comments:
Write comments